Blogger Widgets Cursor 7 Ceritaku: Bahan dan Larutan #melayang {position:fixed;_position:absolute;bottom:30px; left:0px;clip:inherit;_top:expression(document.documentElement.scrollTop+document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth); } Sumber Asli : http://acibudaya.blogspot.com/2013/11/cara-memasang-animasi-doraemon-di-blog.html#ixzz3M2M5CZYl Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win

Jumat, 11 Maret 2016

Bahan dan Larutan



BAHAN DAN LARUTAN
1). Bahan Kimia Berbahaya
a)      Bahan Mudah Terbakar
Bahan bahan yang mudah terbakar antara lain pelarut organik seperti alkohol, eter, khloroform, benzen, petroleum dsb. Bahan yang mudah terbakar sebagian besar berbentuk cairan. Cairan yang mudah terbakar tidak boleh dituang dekat api dan tidak boleh dipanaskan diatas api, kecuali untuk tujuan test spesifik. Botol-botol yang berisi cairan yang mudah terbakar harus ditempatkan dalam wadah yang kapasitasnya lebih besar dari botol tersebut sehingga jika botol pecah isinya tertampung dengan aman.
Memanaskan cairan yang mudah terbakar harus memakai peralatan listrik, seperti hot plates, water baths, heating mantles, dan lain-lain yang telah dijamin tahan api. Jangan tempatkan botol yang berisi cairan mudah terbakar dan mudah menguap (seperti gasoline) pada sinar matahari langsung.
Bahaya kebakaran dapat berakibat lebih hebat, contohnya dietil- dan isopropil- eter bila terkena udara dan sinar matahari dapat membentuk peroksida yang tidak stabil sehingga dapat meledak pada keadaan kering. Eter harus disimpan dalam botol berwarna coklat dan terhindar dari pengaruh cahaya.
Contoh :
·         Karbon disulfide (Cs2) merupakan cairan yang mudah terbakar. Hasil pembakaran tersebut adalah belerang dioksida yang beracun.
·         Cairan lain yang gasnya sangat mudah terbakar adalah : metanol (CH4O), etanol (C2H6O), petroleum (ligroin, kerosen, paraffin), aseton (C3H6O), toluen, xilen, pelarut nafta, ‘white spirit’ dan ester-ester yang dipanaskan.
·         Hidrogen peroksida juga merupakan cairan yang secara spontan terdekomposisi menghasilkan oksigen yang mudah terbakar. Ini terjadi, bila konsentrasi H2O2 diatas 65% w/w dan kontak dengan bahan organik seperti kayu, kotoran, kain dan lain-lain. Ketika menggunakan larutan hydrogen peroksida dengan konsentrasi > 30% w/w harus memakai sarung tangan PVC dan kacamata pelindung. Air bersih harus tersedia untuk mengencerkan peroksida apabila terjadi masalah.
·         Lithium, Natrium dan Kalium adalah logam yang berbahaya karena memiliki sifat reaksi eksothermis dengan resiko mudah terbakar. Jika menggunakan bahan ini, semua bahan yang mudah terbakar haruslah dijauhkan dari sumber api. Adanya gumpalan yang terbentuk dalam larutan, haruslah dipecahkan dengan hati-hati. Eksperimen yang menggunakan bahan tersebut harus dilakukan didalam ruang asam (fume cupboard). Sebaiknya disediakan pemadam kebakaran yang berbentuk bubuk kering (dry powder).
·         Lithium dapat menyala secara spontan bila dalam keadaan kering, oleh karena itu harus dijaga dengan cara menyimpannya dalam paraffin, light petroleum (titik didih 60-80oC) atau minyak nabati.
·         Tertiary butyl lithium mudah terbakar secara spontan dan harus ditangani dengan menggunakan nitrogen. Reaksinya eksothermis dan berisiko tinggi untuk terbakar, oleh karena itu singkirkan semua larutan yang mudah terbakar kecuali yang hendak digunakan dan siapkan pemadam kebakaran berupa bubuk kering (dry powder). Pereaksi 2-methyl-2-propanol yang digunakan pada senyawa organolitium, harus tetap berada dalam bentuk cairan, jangan sampai menjadi padat.

b)      Bahan Pengoksidasi
Bahan-bahan pengoksidasi dapat menimbulkan reaksi eksotermis yang sangat tinggi jika kontak langsung dengan bahan lain,khususnya dengan bahan yang mudah terbakar.Ada dua kelompok pengoksidasi yaitu anorganik dan organic.Bahan pengoksidasi anorganik hanya menimbulkan bahaya api atau juga kebakaran.Akan tetapi karena kemampuannya bergabung dengan oksigen dan juga tidak tahan panas, maka bahan-bahan tersebut bahayanya semakin tinggi pada suhu tinggi.Reaksi dahsyat dapat terjadi jika bahan dicampurkan atau terkontaminasi oleh bahan yang mudah terbakar, seperti ; kayu, kertas, serbuk logam dan belerang,Dalam kondisi biasa campuran ini harus disimpan pada lemari atau rak-rak yang tidak mudah terbakar, seperti besi, tembok.Simpan dalam jumlah minuman dan simpan pula pada wadah aslinya jangan sampai terkontaminasi.
            Bahan organik pengoksidasi sering menimbulkan ledakan dahsyat, terutama peroksida.Untuk laboratorium SMU/SLTP sebaiknya tidak usah disediakan bahan seperti, Chlorat, Pechlorat, Bromat, Peroksida, Asam Nitrat, Kalium Nitrat, Kalium Permanganat, Bromin, Khlorin, Flourin, dan Iodin yang mudah bereaksi dengan Oksigen yang dalam kondisi tertentu sehingga dapat dikelompokan menjadi bahan pengoksidasi

c)      Bahan Mudah Meledak

Banyakreaksi eksoterm antara gas-gas dan serbu zat-zat padat yang dapat meledak dengan dahsyat.Kecepatan reaksi zat-zat itu sangat tergantung pada komposisi dan bentuk dari campurannya.Kombinasi zat-zat yang sering meledak dilaboratorium pada waktu melaksanakan percobaan, misalnya :

No
Zat……….meledak jika              Bercampur dengan zat
1
Natrium (Na), kalium (K)
Air
2
Amonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn)
air
3
Kalium nitrat (KNO3)
Natrium asetat (CH3COONa)
4
Nitrat
ester
5
Peroksida
Magnesium (Mg),seng (Zn) atau alumunium (Al)
6
Kalium
asamsulfat

d)     Bahan Radioaktif
Zat ini merupakan atom tidak stabil yang berasal dari alam maupun hasil aktivasi di dalam reaktor. Zat radioaktif akan mengalami transformasi spontan menjadi atom yang lebih stabil.Proses ini selalu disertai dengan pemancaran radiasi dan disebut peluruhan radioaktif (radioactive decay).Radiasi dipancarkan dapat berbentuk partikel bermuatan (partikel alfa, beta) atau gelombang elektromagnetik (sinar gama).
Semua radioaktivitas yang berlaku saat ini adalah Becquerel (Bq) yang didefinisikan sebagai inti per detik. Satu Curie (Ci) = 3,7 x 1010 disintegrasi /detik (Bq).Untuk system biologi seperti tubuh manusia, dosis radiasi yang diserap dinyatakan dengan dosis ekuivalen (satuannya Sievert = Sv).Besarnya dosis ekuivalen yang diterima oleh seorang laboran yang berdiri dekat sumber radiasi, bergantung pada radioaktivitas sumber, jarak dari sumber , dan lamanya berdiri dekat sumber.
Efek radiasi pada manusia dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang bersifat akut maupun kronik.Paparan radiasi yang relative tinggi juga dapat menimbulkan kanker dan jika radiasi merusak sel benih dapat menyebabkan cacat bawaan.Dampak radiasi tergantung kepada lamanya waktu radiasi dan intensitas dosis yang digunakan. Radiasi dapat merusak sel hidup, dalam dosis tinggi juga bias menimbulkan kebakaran dan kematian, serta dampak radiasi bersifat permanen.Oleh karena berbahaya radiasi dapat terjadi sekalipun persediaan bahan radioaktif tersedia sedikit di laboratorium, maka perlu dipertimbangkan akan bahaya yang ditimbulkannya serta cara untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya tersebut.
Contoh bahan radioaktif adalah :
-          Uranium (U)
-          Radium (Ra)
-          Karbon Kobalt
-          Polonium
-          Fosforus
e)      Bahan Korosif
Bahan kimia korosif merupakan bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh. Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, saluran pernapasan. Kerusakan yang ditimbulkan oleh zat korosif misalnya luka, peradangan, iritasi , dan sinsitasi ( jaringan amat peka terhadap bahan kimia). Beberapa bahan kimia korosif dapat menguap dan beberapa lainnya bereaksi hebat dengan uap air.
Penyimpanan Bahan Kimia Korosif
Harus disimpan diruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk mencegah terjadinya pengumpulan uap. Kemasan dari bahan ini harus tertutup(mencegah penguapan) dan terpasang label ( agar dapat diketahui bahwa itu korosif, sehingga orang menjadi hati - hati). Semua logam yang berada didekatnya harus dicat ( mencegah kerusakan pada logam karena sifatnya yang korosif ) , tempat harus terpisah dengan yang lain (dinding dan lantai tahan korosi) , bangunan memilki saluran pembuangan untuk tumpahan, memiliki ventilasi ruangan yang baik, memiliki saluaran air untuk pertolongan pertama yang terkena bahan ini.
Contoh Bahan Korosif:
- Asam Asetat (C2H4O2)
- Asam Klorida (Hcl)
- Asam Nitrat (HNO3)
- Asam Sulfat (H2SO4)
- Asam Sitrat (C6H8O7)
- Fenol (C6H6O)
- Kalium Hidroksida (Ca(OH)2)
- Natrium Hidroksida (NaOH)
- Amonium Hidroksida (NH4OH)

f)       Bahan Beracun
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus)         25 – 200 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci)     50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu  0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap    0,50 – 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25


  • Bahaya  : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
  • Contoh  : arsen triklorida (AsCl3), merkuri klorida (HgCl2)
  • Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
2). Macam-Macam Larutan
1.      Larutan Indikator

v  Fenolftalein :

Larutkan 1 gram zat padat dalam ¼ liter alcohol (etanol), kemudian jadikan larutan menjai 500 ml dengan menambahkan air. Perubahan warna, tidak berwarna enjadi merah ungu , trayek pH 8,4 – 10,0
v  Jingga metil :

Larutkan 1 gram zat padat dalam 500 ml alcohol 95%. Tambahkan larutan menjadi 1 liter dengan menambahkan air.Perubahan warna : merah menjadi kuning, trayek pH 2,0-4,6
v  Lakmus :

Panaskan 10 gram lakmus dengan 500 ml air selama kurang lebih ½ jam.Biarkan larutan selama 2 jam kemudian saring.Jika perlu warna larutan dibuat ungu dengan menambahkan beberapa tetes asam nitrat encer.Larutan lakmus harus disimpan dalam botol dengan tutup longgar supaya udara dapat masuk.Tanpa udara larutan mudah rusak.
v  Metil merah :

Larutkan 1 gram zat padat dalam 500 ml alcohol 95%. Jadikanlah larutan menjadi 1 liter dengan menambahkan air. Perubahan warna : merah menjadi kuning, trayek pH 4,4 – 6,0

2.      Larutan Fixatif

v  Allen’s Fluid
Air                                           75 ml
Formalin 40%                          15ml
Acetic acid glacial                   10 ml
Asam picric                             1 gr
Asam cromic                           1 gr
Urea                                        1 gr
v  Bouin’s fixatif
Acetic acid                              5 ml
Asam picric                             75 ml
Formalin                                  25 ml
v  Carony’s fliuid
Alkohol absolut                       3 bagian
Chloroform                             1bagian
Acetic acid glacial                   1 bagian
v  FAA (formaldehyd, alcohol dan asam asetat)
Ethyl alkohol 95%                  50 ml
Acetic acid glacial                   10 ml
Formalin 40%                          10 ml
Air                                           40 ml
v  Gates’s fluid
Asam cromic                           0,7 gr
Acetic acid glacial                   0,5 ml
Air                                           100 gr



v  Zenker’s fixatif
Potasium dikromat                  2,5 gr
Air                                           100 ml
Chlorida mercuri                     5 gr
Acetic acid glacial                   5 gr
Sodium sulfat                          1 gr


v  Lavdowsky’s fixatif
Potassium dikromat                5 gr
Air                                           100 ml
Chlorida mercuri                     9,5 gr
Acetic aci glacial                     2 gr
v  Zenker’s fixatif
Air                                           75 ml
Formalin 40%                          5 ml
Acetic acid glacial                   3 gr

3.      Larutan Pewarna

v  Anilin asetat biru :
Satu gram anilin biru dalam 98 ml etanol 50% dengan 1 ml asam asetat glasial
v  Anilin biru :
Satu gram dalam 100 ml etanol 85% (untuk selulosa), 1 gr anilin dalam 20 ml air (untuk pewarna alga dan fungi)
v  Anilin sulfat :
Buatlah larutan pekat dalam air dari anilin sulfat, kemudian tambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat.Kemudian tambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat.Larutan ini merupakan pewarna khusus bagi lignin.
v  Asetocarmin :
Larutkan 1 gr asetocarmin dalam 45 ml asam asetat glacial dengan memanaskan, encerkan dengan air hingga volumenya 100 ml.
v  Anilin asetat biru :
Larutkan  gr eosin dalam 100 ml air. Tambahkan triklorometan sebagai pengawet.Jika eosin yang digunakan tidak larut dalam air, gunakanlah etanol 70% dengan volume yang sama.
v  Floroglusinol :
Larutkan 5 gram floroglusinol dalam 100 ml etanol 70%
v  Hematoksilin Erlich :
Larutkan hematoksilin dalam 20 ml etanol dan tambahkan 20 ml air, 200 ml asam asetat glasial dan kalium alum berlebihan. Masukan dalam botol besar, tutuplah dengan kapas yang longgar. Letkan botol pada tempat yang panas dan kena sinar matahari untuk menjadi masak beberapa minggu lamanya.
v  Metil biru :
Larutkan 1 gr metil biru dalam 100 ml air
v  Metilen biru :
Larutkan 1 gr metil biru dalam 100 ml air dengan 0,5 gr NaCl
v  Sudan III :
Larutan pekat dalam campuran 50/50 etanol 70% dan propanon (aseton)
v  Giemsa :
Zat warna giemsa 1 gram dilarutkan dalam 54 ml larutan gliserin dan aduklah, dipanaskan sampai 600C. Didiamkan selama 2 jam sambil dikocok sewaktu-waktu.Sesudah dingin, ditambahkan 84 ml metil alkohol, lalu disaring.
v  Crystal violet :
Tambahkan 1 gram pewarna ini dalam 100 ml ethyl alkohol 95%. Biarkan kurang lebih2 hari dan saring.
v  Safranin :
Tambahkan 3,41 gr pewarna dalam 100 ml ethyl alkohol 95%. Biarkan kurang lebih 2 hari dan saring.
v  Basic fuchsin :
Campurkan borax 4 gr dalam100 ml air suling, tambahkan carmine 3 gr, dan didihkan kurang lebih 30 menit, sesudah larutan dingin cairkan dengan 100 ml alkohol 70% , biarkan beberapa hari dan saring.
v  Carbol fuchsin :
Basic fuchsin 1gr, ditambah dengan alkohol 10 ml, campurkan dengan phenol 5 gr dan air suling 100 ml.
v  Conklin’s hematoxilin :
Haris hematoxilin 1 bagian dengan air 4 bagian, tambahkan 1 tetes Kleinenberg picrosulfuric untuk tiap ml larutan.


v  Delafield’s hematoxilin
Larutan 4 gr hematoxilin dalam 2 ml alkohol absolut, tambahkan 400 ml ammonium alum, jatuhkan dari tempat terang untuk beberapa hari, sumbat dengan kapas dan saring.Kemudian tambahkan metyl alkohol 100 ml , lalu gliserin 100 ml.Biarkan dengan suhu kamar selama 2 bulan, simpan dengan baik dan disumbat.
v  Harris hematoxilin :
Hematoxilin 1 gr dengan alkohol 10 ml dicampur.Siapkan ; potassium alum 20 gr dan air suling 200 ml dipanaskan. Kemudian campurkan dan masukan dalam botol, tambahkan 0,5 gr mercuri oxida, simpan ditempat yang aman.
v  Wright :
Bubuk pulasan wright 0,9 gr dengan metil alkohol 500 ml dicampurkan.Langkahnya dengan bubuk wright diletakan dalam mortil, sambil mengaduk ditambahkan metil alkohol sedikit demi sedikit sampai zat warna larut.Metil alkohol ditambahkan sampai seluruhnya 500 ml terpakai.Larutan pulasan wright dimasukan dalam kedalam botol dan ditutup rapat-rapat.Tiap hari botolnya dikocok selama paling sedikit 5 hari.Untuk pemulasan dipakai larutan yang bekas endapan, bila kotor harus disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan endapan.




0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates